TUGAS 1
AGAMA ISLAM
Asal-Usul Manusia
DISUSUN OLEH :
NAMA : RENY AMALIA H
NIM : C11112022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSTAS HASANUDDIN
MAKASSAR
TAHUN 2012
Asal Usul Manusia Menurut Al-Qur’an
Manusia
adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan
sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan
mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki
kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan
kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab
yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem
nilai.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal
dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya
menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh
karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah
Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran,
al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal
ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat
mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun
12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab,
Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia
diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah.
Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan
secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun
secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui
bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai
sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Dengan demikian al-Quran tidak
berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara
terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia
dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi,
alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia
setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi dengan bantuan ilmu
pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian, pemahaman ayat akan
lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan.
Manusia adalah mahluk paling sempurna
yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia
merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka
bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad
manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari
tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak
menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat
membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang
sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi
biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari
sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat
yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para
manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang
sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi
alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda
dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia
Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari
adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan
karunia dari Allah SWT.
{“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa
yang ada di langit dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13).
{“Allah telah menundukkan bagi kalian
matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi
kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33).
{“Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian
agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32)
Dan ayat lainnya yang menjelaskan apa
yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman
serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia
itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka,
dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam
adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding
dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal
yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki
manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak
boleh dilewati.
Dengan demikian, manusia adalah
makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam
makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar,
makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela
dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk
memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa
manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu
menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena
Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi. Akan tetapi ada sebagian
umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut
didasarkan atas asumsi bahwa:
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa
manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada
dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa
tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur kimia
yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja.
Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya
merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran , hanya merupakan
petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe,
dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi kimiawi.
Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam
yang diberi bentuk” (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat
pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan
kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa
proses kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang
memungkinkan terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti
panas dan sinar ultraviolet.
Ayat yang menyatakan ( zahir ayat )
bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan
ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terwujud
seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara kalimat kun fayakun dengan kun
fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud dan terwujudnya mungkin saja
melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada
didunia juga mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara lain dalam surat
al-A’la 1-2 dan Nuh 14.
Jika diperhatikan surat Ali Imran 59
dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa seperti proses penciptaan Isa
seperti proses penciptaan Adam, maka dapat menimbulkan pemikiran bahwa apabila
isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu
yang hidup sebelumnya. Hal itu karena kata “tsumma” yang berarti kemudian,
dapat juga berarti suatu proses.
Berdasarkan ungkapan pada surat
al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama,
tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang dipakai adalah
jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan sesuatu
yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang bukan baru,dengan arti
kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini konsisten dengan ungkapan
malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan menjadikan di bumi mereka yang
merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan malaikat tersebut memberi
pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan
jenis makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah
darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat tidak tahu
apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu apa yang akan terjadi
dimasa depan hanya Allah.